Click me
Transcribed

Phinisi Mahakarya Indonesia

COVER STORY 10 |11 Jawa Pos • Rabu 11 April 2012 Ritual sebelum Membangun Pinisi PINISI Bontotiro Desa para pembuat kapal bertempat di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Yakni, Desa Ara, Tanah Beru, dan Tanjung Bira. Letaknya sekitar 150 meter ke arah tenggara Makassar. Kecamatan tersebut berada di ujung paling bawah kaki Pulau Sulawesi yang menjulur lurus ke selatan. Dibutuhkan lima jam perjalanan lewat jalan darat untuk sampai ke kecamatan yang masyarakatnya mewarisi keahlian membuat kapal secara turun-temurun itu. Tanahberru Palattae Bandara A Sultan Hasanuddin Kecamatan Bontobahari RULUKULA Makassar Sinjai Kayu lunas dipahat atau digergaji sedikit. Serabut hasil pahatan lunas lantas dikunyah oleh para punggawa dan pemilik kapal. Tujuannya, pemilik dan punggawa bisa sama-sama merasakan manis dan nikmatnya hasil kapal. Ara Tenaga pendorong kapal tidak sepenuhnya mengandalkan layar. Karena itu, layar Pinisi semakin lama semakin pendek. Tidak setinggi Pinisi kuno. Kini layar hanya digunakan saat angin bertiup ke arah tempat yang dituju. Jika angin bertiup ke arah berlawanan, layar digulung dan mesin kapal dihidupkan. Tanete Takalar Bira O Bantaeng MAHAK A RYA INDO NESIA Bulukumba Jeneponto Bontosunggu Ujung Bira Layar Tanpasere Jumlah tiang yang digunakan Pinisi awalnya hanya dua. Namun dalam "Dewa Gunung dan Dewa Laut bersatu dalam kapal. Kayu dari pohon yang tumbuh di gunung akhirnya harus hidup di laut. Seperti asam di gunung ikan di laut, akhirnya bertemu di belanga. Semua terjadi karena bersatunya pikiran dan perasaan, otak dan hati." Bersatunya Dewa Gunung dan Dewa Laut DI ANTARA TIGA KAPAL KAYU perkembangannya, ada Pinisi modern yang menggunakan tiga tiang. Layar yang digunakan umumnya tujuh lembar. Tapi, ada juga yang memakai sepuluh lembar layar. Standar keamanan Pinisi modern sudah mengikuti standar internasional. Sejumlah sekoci ditempatkan dan pelampung disiapkan di beberapa titik. Tiga layar pendukung dipasang sebagai pendukung layar utama. Layarnya lebih kecil karena hanya membantu layar yang lebih besar. Ada beberapa Pinisi yang menambah jumlah layar agar mendapat tenaga angin lebih besar. sederhana. Misalnya, untuk mengukur Membangun kapal Pinisi tidak bisa sembarangan. Para panrita keseimbangan, cukup dengan melihat lopi -sebutan bagi pembuat kapal- permukaan air laut. Batas antara terikat oleh tradisi turun-temurun Lunas lantas dipotong sepanjang 25 sentimeter, tapi tidak boleh sampai jatuh ke tanah. langit dan lautmembentuk horizon yang pasti rata sempurna. Seorang teknokrat kapal dari Jepang dan kepercayaan terhadap ritual. Meski beberapa kebiasaan mulai menyesuaikan dengan teknologi pernah bingung melihat proses modern, urut-urutan pembuatan pembuatan kapal Pinisi. Dia heran, tetap dipertahankan. Di bantilang alias galangan kapal, dibangun tanpa perhitungan yang mereka menyusun lunas (kayu pertama yang membujur di tengah lopihanya menyusun kayu sekenanya kapal) serta lingge di depan dan belakang. Setelah itu, mereka memasang papan lambung kapal sebelum kerangkanya. Istilah mereka "kulit" dulu baru rangka. akhirnya harus hidup di laut. Seperti Para pembuat Pinisi tak pernah mengenal perhitungan rumit dalam membuat kapal. Mereka tidak perlu menimbang kayu sebelum merangkainya, meski setelah jadi Pinisi selalu mengapung sempurna di laut. Mereka hanya memer- HAJI MUSLIM BASO, pembuat Pinisi dari Bira Kapal Galleon adalah kapal penjelajah dan kapal perang yang dibuat pada abad ke-15 oleh Spanyol. Ukurannya besar karena harus membawa meriam dan amunisi. Saat ini sudah Layar Utama Sombala bagaimana mungkin sebuah kapal tak diproduksi lagi karena tidak ada yang bisa membuat. Kalaupun ada, hanya miņiatur. matang. Seolah-olah para panrita Anjungan atau anjong (bahasa Bugis) berbentuk segi tiga di bagian depan kapal digunakan sebagai penyeimbang dan membantu mengikat tiga layar pendukung. hingga jadilah kapal cantik itu. "Dewa Gunung dan Dewa Laut bersatu dalam kapal. Kayu dari pohon yang tumbuh di gunung asam di gunung ikan di laut, akhirnya bertemu di belanga. Semua terjadi karena bersatunya pikiran dan perasaan, otak dan hati," kata Haji Muslim Baso, pembuat Pinisi dari Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. (aga/c5/ari) Layar Pembantu di belakang Tarengke Layar Pembantu di tengah Cocoro Tangnga Potongan kemudian dicelupkan air laut dan dibawa pulang pemiliknya. Tujuannya, kapal tidak tenggelam dan tetap bisa kembali ke pemiliknya. Layar Pembantu di depan Cocoro Pantara cayai beberapa rumus Kapal Jung dari Tiongkok adalah karya abad ke-15. Ciri khasnya terlihat dari penggunaan tiga tiang dan bentuk lembar layar persegi. Saat ini Tiongkok tidak lagi memproduksi kapal kayu besar karena kesulitan bahan dan ahli kapal kayu. Kue-kue, sesaji, dan makanan diletakkan di atas kayu lunas. Peralatan bertukang juga diletakkan di lunas. Kepala tukang atau punggawa lantas memimpin doa agar alat-alat bertukang tidak mencelakakan dan kapal bisa diselesaikan dengan baik. Pinisi menjadi satu-satunya kapal kayu besar yang masih diproduksi sampai sekarang. Para ahli, bahan baku, dan permintaan masih terus mengalir. Jika dibandingkan dengan kapal Galleon dan Jung, ukurannya lebih kecil karena bukan kapal perang, tapi kapal kargo. Dianggap sudah menjelajah Madagaskar, Tanjung Harapan, dan beberapa daerah Afrika lain pada abad ke-14. 000000 000 DO0000O000000000 O TIANG Kapal lantas dibawa ke pelabuhan untuk dipasangi tiang, finishing, dan pengerjaan interior. Karena mesin kapal belum difungsikan, Pinisi ditarik tongkang sampai pelabuhan. MENGUKUR TINGGI TIANG Jika dulu kapal Pinisi hanya mengandalkan layar sebagai penggerak, Pinisi sekarang juga dilengkapi tenaga mesin. Karena itu, Pinisi memiliki dua sistem kemudi. Yakni, kemudi manual tenaga layar di dua sisi kapal dan kemudi mesin yang dipasang di belakang baling-baling. Tinggi tiang kapal Pinisi ditentukan berdasar keliling badan kapal di titik tempat tiang akan dipasang. Geladak kapal Pinisi berubah fungsi. Jika dulu hanya sebagai tempat pendukung fungsi kargo, kini menjadi tempat berjemur dengan beberapa kursi khusus khas hotel bintang lima. Tangki air dan bahan diletakkan di bawah dek. Penempatannya juga harus memperhitungkan keseimbangan kapal. Penggunaan kapal Pinisi sudah bergeser dari kapal kargo yang memuat barang-barang kebutuhan menjadi kapal pesiar. Kapal itu kini dilengkapi kamar-kamar nyaman dengan fasilitas kelas bintang lima. Interior dalam kapal juga ditata dengan tema-tema budaya. Dulu kerangka kapal dibuat dari jenis kayu bitti. Sekarang lebih banyak menggunakan kayu besi yang lebih kuat. Sedangkan geladak, kamar, dan dinding-dinding ruang biasanya dari kayu jati. PEMESANAN Pemesan yang sebagian besar warga negara asıng menyerahkan gambar kapal Pinisi yang mau dibuat ke pemborong atau juragan kapal. Pemborong lantas menyerahkannya ke punggawa yang memimpin para tukang. LUNAS Para pembuat Pinisi menentukan lunas yang diambil dari kayu paling lurus dan kukuh dari jenis kayu besi alias ulin. Setelah itu, lingge di depan dan di belakang dipasang. Lingge menancap di lunas dan menjadi kayu yang menopang lambung kapal. e KULIT Lambung Pinisi disusun papan demi papan dari bawah ke atas. Papan-papan dari kayu besi dibengkokkan dengan cara memanaskannya. Para pembuat Pinisi memberi nama tiap-tiap papan berdasar urutannya. Misalnya, papan pertama disebut pangepe, kemudian papan kedelapan disebut sabuntalu. Tinggi tiang kapal Pinisi tidak diukur KERANGKA Para panrita lopi mengawalinya dengan membuat kulit lambung dulu, baru rangka. Ini yang membedakan pembuatan Pinisi dengan jenis kapal yang lain. O PELUNCURAN Pinisi diluncurkan ke laut dengan cara ditarik kapal tongkang atau tenaga manusia dibantu katrol. Landasan dari kayu dipasangkan agar kapal mudah ditarik. Peluncuran dilakukan saat air sedang pasang dan matahari sudah tinggi. Kepala tukang atau punggawa mengomando pekerja dari sebelah kiri kapal. dari panjang kayu tiang hingga lunas. Tinggi tiang diukur dari atas dek alias geladak kapal. DEK Pengerjaan diteruskan ke geladak kapal (dek), kemudi buritan, dan kamar-kamar. Kamar dan lantai kapal umumnya terbuat dari kayu jati. Mesin juga dipasang setelah semua badan kapal komplet. Pasak Kayu SISTEM SAMBUNGAN 8. Mur Papan-papan di lambung kapal dipasangkan satu sama lain dengan pasak kayu dan pasak besi yang dipasang dengan sistem baut. Dahulu mereka hanya menggunakan pasak dari kayu. Semakin besar ukuran kapal, penggunaan pasak besi semakin banyak. Tempat pembuatan kapal Pinisi berada di bantilang alias galangan kapal. Bantilang terletak di pesisir pantai dengan bangunan pendukung seperti tempat istirahat para tukang dan gudang stok kayu. Serabut Bambu PHINISI NUSANTARA TAKLUKKAN SAMUDRA PASIFIK Setelah kapal jadi, acara selamatan digelar dengan memotong hewan ternak untuk dimakan bersama. Jika kapal kecil, yang dipotong ayam. Untuk kapal sedang, kambing yang disembelih. Sedangkan untuk kapal besar, memotong sapi. Teknologi pembuatan kapal masih sangat sederhana. Untuk menutup sela-sela papan lambung, digunakan serabut bambu. Serabut itu dimampatkan di sela-sela papan hingga memadat agar menghindarkan air masuk ke dalam kapal. Kanada Kapal Pinisi mulai dikenal dunia internasional pada 1986 dalam sebuah ekspo kelautan di Vancouver, Kanada. Ketika itu kapal Phinisi Nusantara berhasil melakukan pelayaran dari Jakarta hingga Vancouver. o Vancouver KALIAN KE BULUKUMBA ITU LIBURAN! MASAK PULANG LIBURAN LANGSUNG LIBUR. HEI. SETIBA Amerika Serikat EMANG LIBUR PLUS-PLUS APA??!! DARI BULUKUMBA AH.. Budiono, Ilustrator Heri Owel, Info Grafis Sugeng Deas, Fotografer Agung Putu Iskandar, Reporter JANGAN NGGANGGU PAGI IKAN BAKAR, SIANG IKAN BAKAR, SORE IKAN BAKAR LANGSUNG Bagi Heri Owel, tugas ke mana pun sebenarnya oke-oke saja. Asal, masih bisa dijangkau dengan Vespa. Maka, meski bujangan yang lagi bimbang memilih calon pendamping ini di Bulukumba tangannya sibuk membuat sketsa pembuatan Pinisi, pikirannya tertinggal di rumah bersama Vespa-nya. "Hampir seminggu saya tak ngelap Vespa. Ini rekor terlama," katanya setiba di Surabaya. (*) Redaktur foto yang satu ini memang penggemar berat ikan bakar. Maka, begitu mendengar akan ada liputan khusus tentang pembuatan kapal Pinisi di Bulukumba, dia langsung daftar. Sebagai perekam gambar, Deas memang kami kenal sangat jeli dalam memilih angle. Kali ini jeli memilih lokasi kuliner. "Ikan laut tetap enak meski dibakar tanpa bumbu sekalipun. Asal, ikannya fresh," katanya setengah berceramah. (*) Aga, begitu dia biasa dipanggil, kebagian tugas paling mantap dalam Tim Liputan Khusus kali ini. Bahkan, ketika yang lain kembali ke Surabaya, dia masih harus ke Sulawesi Barat untuk menulis kampung transmigran era kolonial asal Jawa di Kecamatan Wonomulyo. Di Bulukumba dia dipercaya sebagai pemandu jalan tiap kali mencari warung ikan bakar. "Urusan dalan ikan serahkan padaku," ujarnya. Sudah 17 tahun Budiono berhenti AJA. LIBUR YA. menyantap gulai kepala kakap di warung Padang langganannya di Jalan Bubutan, Surabaya. Di Bulukumba, ayah Lusi Retno Listiandari yang di redaksi dikenal sebagai Milanisti sejati ini membatalkan puasanya menyantap ikan kakap. "Apa boleh buat," katanya. (*) DARI BANDARA TIM LAPORAN KHUSUS PINISI LANGSUNG KE Samudera Pasifik KANTOR MASUK Dipimpin Capt Gita Ardjakusuma dengan sebelas awak kapal, Phinisi Nusantara mengarungi jalur pelayaran yang terkenal berbahaya di Samudra Pasifik. KERJA. Jakarta BULUKUMBA Indonesia "Menteri apa lagi itu?" tanya Budiono. "Hahahaaaaa.." (Ik) PEMRED KUMAT JUDESNYA.

Phinisi Mahakarya Indonesia

shared by heriowel on Feb 18
1,734 views
3 shares
0 comments
Infographic design about the making of a traditional ship from Indonesia called pinisi.

Source

Unknown. Add a source

Category

How To
Did you work on this visual? Claim credit!

Get a Quote

Embed Code

For hosted site:

Click the code to copy

For wordpress.com:

Click the code to copy
Customize size